Desa Anturan

Tradisi tari Gambuh, Tarian Sakral yang Hanya Dipentaskan Saat Hari Piodalan di Desa Anturan

Anturan, 23 Oktober 2025 — Masyarakat Desa Adat Anturan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, kembali menggelar pementasan Tari Gambuh yang bertepatan dengan hari piodalan di Pura Kahyangan Tiga desa Anturan, diawali dengan odalan di pura dalem. Tarian ini merupakan seni sakral yang diwariskan secara turun-temurun dan hanya dipentaskan pada saat upacara keagamaan di pura.

Tari Gambuh dikenal sebagai tarian klasik tertua di Bali yang sarat nilai spiritual. Di Desa Anturan, tarian ini dipercaya sebagai tarian penolak bala sekaligus bentuk penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar upacara piodalan berjalan lancar dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

Menurut bapak jro Semono selaku Jro Mangku Pura Desa Anturan, pementasan dilakukan pada malam hari sekitar pukul 23.00 WITA setelah persembahyangan bersama umat. “Tari Gambuh bukan pertunjukan biasa, tetapi bagian dari yadnya yang hanya boleh dilakukan pada hari suci pujawali,” jelasnya.

Para penari berasal dari kelompok Truna Bunga, yaitu pemuda desa yang telah menjalani upacara pewintenan (pembersihan diri) sebelum tampil. Sebelum pementasan, dilaksanakan ritual atur piuning dan persembahyangan bersama sebagai bentuk permohonan restu kepada leluhur.

Tari Gambuh diiringi oleh gamelan klasik seperti suling gede, kendang krumpung, dan kecek, serta menampilkan kisah Cupak Gerantang yang sarat pesan moral tentang dharma dan kejujuran. Seluruh dialog dibawakan menggunakan bahasa Kawi (Jawa Kuno).

Pementasan Tari Gambuh selalu menjadi momen yang dinantikan masyarakat Desa Anturan. Karena tarian ini diadakan setiap 2 tahun sekali atau saat piodalan pura Kahyangan Tiga desa Anturan, tradisi ini juga mempererat kebersamaan masyarakat serta menjadi warisan budaya luhur yang terus dijaga kesakralannya hingga kini.